Begitu awalnya tanda tanya besar melintas di pikiranku. Gembala sidang dan kakak rohani menyarankan saya mengikuti Camp tersebut. Acara yang dikemas demikian apik dan cuma-cuma ini ternyata berdampak besar (tak terukur) buat hidupku. Pelajaran pertama yang berkesan bagi saya adalah topik ‘mengenal hati Bapa‘ dengan sebuah pertanyaan: “Apakah kunci untuk mengenal hati Bapa Surgawi sehingga bisa membangun hubungan yang intim dengan Dia?” Tak disangka jawaban pertanyaan ini, yang tak dapat diganggu gugat dan tak ada diskon lagi membuat mataku menjadi berkaca-kaca. “Kuncinya ternyata adalah ketika kita dapat mengampuni perbuatan dari bapa jasmani yang telah melukai hati kita”. Saat diterangkan beberapa model bapa jasmani di dunia ini, saya semakin hancur hati mengingat sikap ayah saya sejak kecil sampai duduk di bangku SMA kelas I. Betapa tidak, saya pindah sekolah dan pergi meninggalkan orang tua adalah karena tidak tahan dengan perlakuan ayah yang keterlaluan dan menyebabkan akar pahit dalam hatiku. Walaupun sebelum berpisah dan pergi meninggalkan orang tua, saya sudah memaafkannya, namun dari jauh demi mendengar kabar ayah masih seperti dulu, luka batin itu seperti sulit sekali untuk ditanggalkan. Rupanya belum sempurrna maafku buat ayah, saya masih menyimpan kepahitan dalam hati.. Namun saya diingatkan dalam Lukas 1:16-17 dan Matius 6 : 14-15 yang menyatakan bahwa jika kesalahan bapa jasmani tidak diampuni maka dapat menjadi penghalang untuk mengalami kasih dari Bapa Sorgawi.
Melalui Champion Gathering (SPK Pemenang) ini, hidup saya kembali dijamah oleh bapa yang kekal. Saya dapat melepaskan semua pengampunan dari hatiku buat ayah. Saya juga dapat berdoa dan berlutut supaya ayah saya diampuni oleh Tuhan. Dan yang terpenting semua ini mengajar saya bahwa suatu saat harus menjadi bapa jasmani yang baik.Terima kasih Tuhan…. Ayah Aku mengasihimu……
Purnama Sugiharto (20 tahun) – Kasongan
No comment